Senin, 03 Mei 2021

JURNAL REFLEKSI MINGGU KE TIGA KEGIATAN CALON GURU PENGGERAK 2021 ANDY KURNIAWAN

 Kegiatan minggu ke 3 CGP (Calon Guru Penggerak) ialah mengikuti sesi webinar pada aplikasi zoom meeting bertemakan Elaborasi Pemahaman “Filosofi Pemikiran KHD” di Sekolah.. Kegiatan ini bertujuan mengajak peserta memahami pemikiran pendidikan KHD serta penerapannya dalam perguruan Taman Siswa  dan tujuan lainnya memberi kesempatan pada peserta untuk memaknai tentang arti pendidikan yang menuntun anak untuk mencapai kukuatan kodratnya dalam ekosistem sekolah. Webinar ini menghadirkan narasumber Ki Priodiarso (beliau ini merupakan seorang tokoh yang mengalami langsung pola pendidikan KHD karena beliau dibesarkan dalam lingkungan Taman Siswa). Acara ini di pandu oleh Bapak Simon Petrus Rafael penulis modul 1.1

Ada banyak nilai penting yang dapat dipetik dalam webinar ini. Betapa KHD menerapkan pendidikan dengan sederhana dari hal-hal kecil untuk mengolah kodrat alam yang dimiliki murid-muridnya. Salahsatu yang Ki Sudiarso tampilkan adalah bagaimana KHD mengajarkan tentang peta di atas pasir di luar kelas. Alat-alat yang digunakan sangat sederhana dengan pola sederhana pula, hanya bermodalkan batu dan dilakukan dengan bermain. Namun muridnya begitu memahami karena langsung di praktekkan di atas pasir tersebut. Misalkan dengan pertanyaan pengantar “Siapakah yang dapat menunjukkan letak Jakarta di peta pasir ini?” atau pertanyaan lainnya “Salahsatu pulau di Indonesia yang menyerupai burung adalah pulau apa?” Ya itulah KHD sederhana namun akan melekat kegiatan belajar sambil bermain dalam benak anak sampai akhir hayat mereka. KHD tidak mengakui pendidik sebagai orang yang dengan bebas menulis di atas kertas untuk membentuk anak (teori tabula rasa) namun menurut beliau guru adalah fasilitator yang menuntun kodrat alam anak untuk mampu hidup di dalam kodrat zamannya.

Kegiatan kedua sesi webinar ini dengan dikomandoi oleh P4TK Bahasa menghadirkan narasumber Yudhistira Aridayan seorang praktisi pendidikan PKBM Sekolah Anak Alam Yogya. Nilai yang dapat dipetik dari apa yang telah beliau lakukan adalah mengajak anak untuk terlibat dari awal merumuskan langkah-langkah pembelajaran, tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas namun lebih sering diluar kelas dengan mengutamakan metode bermain.

 

Berkaca dari dua narasumber yang sangat menginspirasi ini. Maka tidak lagi kita dapat menggunakan istilah tentang tidak dapat melakukan pembelajaran dengan maksimal karena keterbatasan anggaran, media dan masih banyak alasan klasik lainnya. Karena bukankah KHD dan Mas Yudhi telah menerapkannya bahwa dengan segala keterbatasan yang ada namun beliau dapat menghadirkan pendidikan yang melibatkan anak secara keseluruhan dengan tetap menempatkan anak pada kodrat alamnya dengan permainan ternyata dapat juga menghadirkan pendidikan bermutu bagi anak.

 

Kegiatan selanjutnya adalah umpan balik (Kegiatan 28 April 2021) saya selaku CGP menilai terhadap pembelajaran yang di lakukan oleh fasilitator dan kualitas materi pembelajaran yang tersaji dalam modul 1.1. Kegiatan pembelajaran dengan daring dengan di pandu Ibu Winarti, S.Pd, M.Pd selaku fasilitator sangat berkesan banyak kegiatan-kegiatan yang dapat dipetik hikmahnya misalnya dalam kerja kelompok saat presentasi perlu adanya pembagian peran misalnya ketua kelompok, sekretaris, pemateri dan anggota. Untuk kualitas modul pembelajaran 1.1 di LMS sangat berkualitas dan Alhamdulillah saya dapat melihat lewat webinar sosok Pak Rafael yang begitu bersahabat dan bersemangat. Bu Winarti dan Pak Rafael seakan memberikan pesan agar senantiasa tersenyum saat berkomunikasi dengan oranglain. Menggunakan intonasi yang santun dan hangat agar orang dapat menerima pesan yang kita sampaikan.

Pemikiran seorang guru sebagai fasilitator bagi murid-muridnya hendaknya menitikberatkan segala aktifitasnya untuk perkembangan pendidikan murid. Sikap menghamba pada murid dalam kegiatan pembelajaran akan memberikan pemahaman pada guru untuk memahami dengan baik setiap murid yang diampunya. Membuat keterlaksanaan pendidikan dengan mengutamakan siswa daripada kepentingan pribadi sebagai seorang guru.

Pada akhirnya menjadi guru yang bersumber darikata hati untuk selanjutnya di terjemahkan secara nyata dalam sikap untuk melahirkan genarasi luhur dalam sikap dan tutur demi membangun budaya positip bangsa melahirkan generasi bermartabat. Guru bergerak Indonesia Maju salam Merdeka Belajar.

JURNAL REFLEKSI AKSI NYATA PENERAPAN PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA DI KELAS DAN SEKOLAH

by ANDY KURNIAWAN , S.Pd.SD - 

Kelas dan Sekolahku

Konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang selanjutnya saya singkat menjadi KHD dalam tulisan ini terhadap pendidikan Indonesia ibarat sebuah pohon yang selalu menghasilkan buah. Keberlanjutan itu diperkuat dengan semboyan logo Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tutu Wuri Handayani di belakang memberi dorongan ke arah kemajuan kepada peserta didik. Kesadaran untuk selalu membangun pendidikan tentunya di tuntun pula dengan kesadaran untuk selalu melakukan perubahan dalam pendidikan itu sendiri meliputi alat, cara/proses guna mencapai tujuan akhir dari pendidikan yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional. Dinamisnya pelaksanaan dan tujuan pendidikan ini kerapkali kita temui dalam konsep pemikiran KHD sebagai tuntutan zaman. Salah satu unsur terpenting dalam pendidikan itu ialah guru. Sebagai tenaga penggerak dan penyampai guru berperan pula untuk mengembangkan apa yang dimiliki anak agar mereka dapat hidup dengan baik dalam zamannya. Dapat pula membentuk budaya yang baik tentunya budaya yang merdeka belajar dalam kehidupan yang sesuai dengan nilai pancasila. Guru dalam hal ini bukan lagi sebagai pemberi tugas semata namun guru di harapkan berperan lebih jauh untuk lebih bijak dalam mentransformasi nilai-nilai kepada anak muridnya. Nilai-nilai disampaikan dengan mendengar apa ketertarikan anak sehingga terjadi interaksi dengan semangat kekeluargaan antara anak sebagai murid dan guru sebagai fasilitator. Proses mendengar dan merangkum kemudian meramu yang bersesuaian dengan masing-masing anak di kelas merupakan sesuatu hal yang utama untuk selalu di utamakan oleh guru di setiap melakukan kegiatan pembelajaran.

Penerapan demi penerapan pemikiran KHD dalam hal ini saya sebagai guru menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran dimulai dari mendekati murid, berinteraksi, mendengar apa kata mereka. Bahkan sebelum kegiatan saya mencoba merangkum keinginan dari bagian terbesar mereka lewat permainan. Perubahan pembelajaran dengan memasukkan permainan kesukaan anak-anak mendapatkan energi baru dan suasana baru. Betapa tidak selama ini saya seolah dikejar waktu , dikejar administrasi di dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Banyak hal yang saya abaikan bahwa anak murid saya bukanlah mesin demikian pula saya tidak menyadari bahwa sayalah yang harus menyajikan pembelajaran yang mengasyikkan dan bertanggungjawab  bagi diri saya maupun anak murid saya.

Perubahan demi perubahan yang saya lakukan dengan menerapkan nilai yang saya dapatkan setelah melakukan kegiatan pembelajaran program guru penggerak ini menyadarkan saya bahwa saya selaku fasilitator betapa mengasyikkannya melakukan kegiatan pembelajaran. Selama ini yang saya rasakan ketika berakhirnya pembelajaran setiap hari selalu merasakan ketidakpuasan dengan berfikir betapa tidak bersemangatnya anak-anak murid dalam mengikuti pembelajaran. "Apakah mereka tidak menyadari bahwa kegiatan pembelajaran ini untuk masa depan mereka?" Setiap kali hal ini saya tanyakan pada diri saya. Maka besoknya saya tidak pernah menemukan jawaban saat di kelas dimana anak-anak murid tetap seperti biasa sibuk dengan kegiatan mereka. Menghardik mereka tentunya bukan solusi yang tepat walau sekedar hanya untuk mengatakan agar mereka diam selama mengikuti pembelajaran.

Memahami nilai-nilai pemikiran KHD merubah segalanya; bahwa saya haruslah melangsungkan pembelajaran bak seorang pramusaji sekaligus seorang koki terbaik pula untuk selalu menghadirkan hidangan yang bercitarasa lezat dengan aroma menggoda selera serta memperhatikan kebersihan tempat. Manakala makanan telah tersaji rapi dengan bentuk dan aroma menggoda maka siapakah tak tertarik untuk mencicipinya. Manakala telah mencicipi dan apa yang dirasakan telah menggugah seleranya maka tentu saja seseorang akan makan dengan sangat lahap barangkali sampai menandaskan seluruh menu yang tersedia. Biasanya seorang pramusaji maupun seorang koki sebelum membuat atau menghadirkan sebuah makanan dalam daftar menu. Mereka terlebih dahulu mengumpulkan keinginan konsumennya/respondennya lewat brosur atau media lainnya agar mereka mengetahui apa yang konsumen inginkan.

Nah, pembelajaran yang saya lakukan kini harus mendengarkan apa yang mereka mau dan tugas sayalah yang meramu agar kesemua KI dan KD dapat terwakili dan tercapai dalam kegiatan pembelajaran. Perubahan drastis terjadi dimana anak-anak murid sudah mulai terbuka mengutarakan ide, keinginan dan gagasannya hari ini bahkan mereka bisa merumuskan kegiatan bermain dan belajarnya selama satu minggu ke depan. Mereka sangat antusias belajar sambil bermain. Uniknya pada akhir pembelajaran mereka tetap dapat menyelesaikan pertanyaan dari saya yang merupakan pertanyaan terbuka. Rupa-rupanya kegiatan bermain yang mereka lakukan ketika saya bersama mereka menyaksikan mereka bermain tidak mereka sadari bahwa saat itu mereka sedang belajar.

Pembelajaran dapat berlangsung dengan baik meskipun selama covid 19 ini pembelajaran dilakukan secara BDR (Belajar Dari Rumah). Namun dengan pendekatan yang tepat dan pelaksanaan yang usulan kegiatannya melibatkan siswa dan orangtua maka nilai pembelajaran serta tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Akhirnya lewat tulisan ini saya ingin mengajak rekan-rekan guru mari bersama-sama kita menggali pemikiran KHD lebih dalam lagi dengan tetap semangat untuk melakukan dan menterjemahkannya dalam kegiatan pembelajaran kita sehari-hari dari yang selama ini kebiasaan kita di masa lalu kita tidak lebih dari guru yang copy vaste/meniru dengan memberikan pembelajaran dari apa yang kita salin. Untuk saat ini dengan kesadaran penuh berubah menjadi guru yang menjadi fasilitator, senantiasa mendengar untuk menyajikan pembelajaran dengan semangat kekeluargaan di mana menjadikan anak murid kita sebagai anak kandung kita sendiri dalam memberikan pembelajaran. Artinya segala kekurangan dan kebutuhan mereka akan senantiasa kita berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik bagi mereka. Akhirnya Salam Merdeka Belajar Guru Bergerak Indonesia Maju.

Note

Tulisan ini telah kami post di laman guru berbagi https://app-guruberbagi.simpkb.id/

Digunakan sebagai bagian pelengkap refleksi kegiatan calon guru penggerak


selain itu kami upload juga di blog kami https://andykurniawancreative.blogspot.com/2021/04/jurnal-refleksi-aksi-nyata-penerapan.html

Tidak ada komentar: