Kamis, 29 April 2021

TUGAS MODUL 1.1.A.9 CALON GURU PENGGERAK Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta mampu membuat kesimpulan dan refleksi pengetahuan dan pengalaman baru yang dipelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

Pendidik dan pendidikan itu sendiri tidak dapat di pisahkan. Dalam hal ini saya selaku penulis artikel dalam blog ini bersyukur dapat menjadi bagian dari proses transformasi pendidikan di negeri kita tercinta ini. Memahami pendidikan secara keseluruhan sebagai proses dari input dalam hal ini penulis mengartikan sebagai masuknya elemen-elemen dalam kegiatan pendidikan nantinya. Kesemua itu melalui tahapan-tahapan sebagai proses untuk hasil akhirnya yang lebih sering penulis memakai istilah output dalam tulisan ini.

Dalam perjalanan sejarah Bangsa kita Indonesia telah mengalami beberapa macam cobaan baik sebagai akibat dari politik dalam negeri maupun akibat terjadinya imperialisme dari beberapa negara imperialis dunia dalam hal ini sebut saja Belanda dan Jepang. Pendidikan di era kolonial lebih mengedepankan pada kepentingan kolonialis tidak bersifat menyeluruh bagi raknyat Indonesia. Pendidikan pada jawatan kereta api misalnya maka pegawai atau pekerja hanya di didik untuk kepentingan perkretaapian. Ki Hadjar Dewantara yang berfikir melewati masanya pada saat itu telah melakukan idenya secara nyata lewat beragam tulisannya dan karya fenomenalnya yakni Taman Siswa.  Pemikiran beliau yang menjadi rujukan utama hingga saat ini Ing Ngarso Sung Tulodo Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani.

Ing Ngarso Sung Tulodo

yang memiliki arti di depan selalu memberi tuntunan ke arah yang baik artinya guru merupakan panutan dalam tindak kesehariannya di kelas, di masyarakat maupun sebagai warga negara pada murid-muridnya. Guru tidak hanya sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi guru lebih dari itu sebagai "budaya berjalan' sebagai acuan bagi murid-muridnya maupun oleh masyarakat di sekitarnya.

Ing Madyo Mangun Karso

Guru sebagai fasilitator senantiasa menghadirkan kegiatan yang membuat murid-muridnya semangat mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang menghadirkan kehangatan kekeluargaan yang di tampilkan guru dengan selalu menjadi orangtua, teman bagi setiap anak didiknya.

Tut Wuri Handayani

Dibelakang memberi dorongan yang nantinya di harapkan anak berdasarkan budaya merdeka belajar yang telah di bangun guru. Murid-muridnya akan dapat menemukan dan mengangkat kodrat alam yang di miliki mereka guna mengaplikasikan dalam kehidupan mereka sebagai individu, anggota keluarga, masyarakat maupun sebagai warga negara.

Pendidikan merupakan salahsatu kebutuhan esensial atau utama. Manusia sebagai pribadi, sebagai warga masyarakat maupun sebagai warga negara. Pendidikan akan menentukan kemampuan seseorang untuk dapat berproses dan berinteraksi di dunia luar dengan semua masyarakat di sekitarnya. Pendidikan akan mampu menyiapkan satu bekal terpenting untuk seseorang di masa depan. Pendidikan merupakan hal pokok yang harus diperhatikan karena dengan pendidikan yang baik akan mampu membentuk budaya yang baik hal ini merupakan bagian dari pendapat Ki Hadjar Dewantara. Pendidikan merupakan proses pembelajaran tentang akhlak, ilmu pengetahuan dan keterampilan yang menjadi kebiasaan turun temurun atau membudaya dari sekelompok orang untuk melakukan pengajaran, pengamatan, pelatihan atau penilaian.

Usaha sadar dan terencana dari pendidik selaku fasilitator yang menuntun memberi kemerdekaan belajar kepada anak selaku peserta didik di tujukan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa dan negara. Setiap individu menyadari bahwa dengan pendidikan telah mampu memberikan kita ilmu pengetahuan baru. membentuk karakter pribadi yang lebih baik dan mempermudah merintis keberlanjutan hidup seseorang dimasa akan datang.

Dalam hal ini kesadaran penulis setelah mengikuti pembelajaran guru penggerak ini meliputi kesadaran untuk selalu membahagiakan murid selama mengikuti pembelajaran dimulai dari memasukkan unsur kesukaan anak dalam pembelajaran. Kegiatan edukasi lebih di utamakan dalam metode permainan mengingat permainan merupakan kodrat alam yang dimiliki setiap anak. Pembelajaran dalam setiap tingkatan kelas di sekolah seyogyanya tidak mencabut anak dari alam mereka yakni alam bermain untuk itu kedepannya saya akan menyampiakan nilai luhur ini pada guru-guru lainnya di SDN SP 3 Prode maupun lewat Kelompok Kerja Guru Gugus 3 Plampang. Mengerti dan selalu berusaha menyelami dunia anak sebagai dunia yang mengasyikkan dan di implementasikan secara terstruktur dan terencana dalam pembelajaran oleh saya selaku fasilitator bagi keberhasilan pembelajaran anak karena bukankah guru yang baik itu adalah guru yang mampu menghantarkan anak didiknya dalam kesuksesan dan semakin banyak anak didiknya yang berhasil maka dapat di jadikan suatu indikator keberhasilannya selaku guru dan khususnya fasilitator bagi murid-muridnya.

Untuk dapat mengimplemtasikan hal tersebut saya selaku guru maupun sebagai fasilitator terlebih dahulu memerlukan rumusan keterkaitan dari masing-masing kompetensi dasar dalam setiap tingkatan kelas yang di ampunya. Kemudian menentukan tujuan akhir pembelajaran baik dari sekolah maupun dari murid sebagai peserta didik. Perumusan sejak awal kegiatan bersama mereka akan mempermudah pelaksanaan dalam tahapan proses nantinya guna mendapatkan output terbaik sebagai hasil utama dari SDN SP 3 Prode.

Sebagai bagian dari hasil belajar konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara ini salahsatunya ialah penerapan budaya lokal dalam pembelajaran juga tidak kalah pentingnya. Dimana budaya ini telah mengangkat anak dan mereka mengerti bahwa anak-anak selaku murid di kelas hidup dalam keseharian mereka di rumah dalam tatanan budaya lokal dan kebiasaan sehari-hari mereka. Dalam hal ini saya selaku fasilitator dan pendidik bagi mereka menempatkan konteks lokal dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya penerapan nilai-nilai permainan barapan kebo( Kebo atau kerbau di perankan oleh dua orang anak) di tempatkan dalam kegiatan olahraga siswa dimana nilai kerjasama dan sportifitas dapat di angkat sebagai bagian dalam pembinaan karakter anak. Akhirnya pesan beliau janganlah menjadi pribadi yang menganggap budaya luar serba wah/canggih/lebih baik. Namun saringlah mereka sebelum menempatkannya sebagai bagian dalam kegiatan pembelajaran. Karena banyak pula nilai-nilai utama dalam permainan maupun budaya lokal yang tidak kalah hebatnya untuk membangun murid-murid kita sebagai generasi penerus bangsa ini.


Tidak ada komentar: