Kamis, 26 Agustus 2021

IMPLEMENTASI COACHING DALAM PEMETAAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 Memahami murid sebagai titik pusat pengembangan pendidikan selama ini, khususnya pembelajaran yang sifatnya  menganyomi, menuntun, memberikan kemerdekaan pada murid sehingga dapat mengembangkan murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman (filosofi KHD) di masa pandemi ini sangat di perlukan. Penguasaan guru terhadap metode, model dan pengembangan materi pembelajaran maupun proses kegiatan pembelajaran yang melibatkan psikologi murid merupakan suatu hal yang utama. Untuk itu dalam Program Guru Penggerak ini di sampaikan materi yang mutlak harus di kuasai CGP yakni materi Coaching. Materi ini merupakan proses pengenalan dan tahapan yang dapat di lakukan guru dalam mengembangkan potensi muridnya. Murid dengan keunikan yang ada padanya, berbagai permasalahan yang sekiranya mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkup rumah, maupun dalam konteks pembelajaran daring yang selama ini kerap di terapkan sebagai sebuah solusi yang di nyakini akan dapat mengurangi dampak dari pandemi covid 19 dalam dunia pendidikan. Namun dalam banyak hal di sadari bahwa pembelajaran daring belum mampu sepenuhnya menghadirkan peran guru dalam pembelajaran pada murid. Kerinduan pembelajaran konvensional di mana face to face dalam interkasi antara murid dan guru di kelas masih merupakan sebuah kerinduan pada murid maupun orangtua siswa. Guru sebagai manajer pembelajaran semakin di harapkan kehadirannya dan kesadaran bahwa peran guru tidak akan dapat di gantikan oleh produk teknologi tercanggih sekalipun. Guru dalam interaksi dengan muridnya akan dapat meberikan rasa nyaman, ketentraman dan rasa di hargai pada diri murid. Mereka akan dapat memberikan cerita yang merupakan bagian terdalam dari rintangan hidupnya yang membebani pikiran murid pada seorang guru. Tentunya guru dalam hal ini telah melalui proses dan tahapan yang memberikan kenyakinan pada diri murid bahwa guru tersebut merupakan guru yang dapat menerima serta memberikan sumbangsih positif bagi murid. 

Menjadi guru yang baik bagi murid merupakan impian sebagai seorang pendidik. Untuk dapat memberikan andil yang baik bagi pengembangan diri murid maka seyogyanya kita mempersiapkan diri guna memberikan tahapan-tahapan terbaik bagi penumbuhan kesadaran pada diri murid. Murid mulai menyadari, merumuskan dan menemukan solusi sendiri atas permasalahannya dan pada akhirnya mampu menyusun tahapan-tahapan guna merealisasikan jalan terbaik dari sebuah permasalahan yang di hadapi murid. Untuk sampai kesana penulis dalam hal ini akan berbagi sebuah model yang dapat rekan-rekan guru terapkan dalam menggali potensi murid. Disarikan dari LMS Calon Guru Penggerak terdapat sebuah model coaching yang lebih di kenal dengan model TIRTA.

TIRTA merupakan akronim dari T (Tujuan Umum), I (Identifikasi), R (Rencana Aksi), TA (Tanggung Jawab). Model ini mengangkat filosofi "air." Dimana guru dapat berperan membiarkan air mengalir lepas hingga ke hilir. Sebagai pendidik guru dapat berperan menjaga air itu dapat mengalir tanpa sumbatan. Guru dalam model ini dapat berperan sebagai coach, sedangkan murid lebih di kenal sebagai coachee.

Tujuan Umum (biasanya ini ada dalam pikiran coach dan beberapa dapat ditanyakan kepada coachee)

Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) dan yang dapat ditanyakan kepada coachee adalah:

a. Apa rencana pertemuan ini?
b. Apa tujuannya?
Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih coachee.

Identifikasi

Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini adalah:

a. Kesempatan apa yang kamu miliki sekarang
b. Dari skala 1 hingga 10, dimana kamu sekarang dalam pencapaian tujuan kamu?

Rencana Aksi

a. Apa rencana kamu dalam mencapai tujuan?
b. Adakah prioritas?
c. Apa strategi untuk itu?

Tanggungjawab

a. Apa komitmen kamu terhadap rencana aksi
b. Siapa dan apa yang dapat membantu kamu dalam menjaga komitmen?

(Sumber LMS CGP Angkatan 2)

Tahapan-tahapan di atas dapat di gunakan guru saat melakukan pemetaan pada diri murid. Guru melakukan tahapan-tahapan pembelajaran berdiferensiasi, coaching dapat di terapkan sehingga keinginan murid dan tujuan akhir murid mengikuti pembelajaran dapat di rumuskan dan pada akhirnya murid memiliki pemahaman dan tahapan-tahapan yang dapat di lakukannya secara bertanggungjawab

Pada akhirnya coaching merupakan keterampilan yang harus terus di asah karena merupakan keterampilan yang wajib di miliki sebagai seorang guru. Teruslah berkarya dan berguna bagi murid-murid kita.

GURU BERGERAK INDONESIA MAJU.


Tidak ada komentar: